EMOSI
DAN SUASANA HATI
1.
Pengertian Emosi dan Suasana Hati
Menurut Stephen Robbins:
·
Afek (affect) adalah sebuah istilah umum yang mencakup beragam
perasaan yang dialami orang. Afek adalah sebuah konsep yang meliputi baik emosi
maupun suasana hati.
·
Emosi (emotion) adalah perasaan-perasaan intens yang ditujukan
kepada seorang atau sesuatu.
·
Suasana hati (mood) adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang
intens dibandingkan emosi dan seringkali tanpa rangsangan konstektual.
2.
Ciri-ciri Suasana Hati
a.
Penyebabnya seringkali umum dan tidak jelas
b.
Berakhir lebih lama dari emosi (jam atau hari)
c.
Lebih umum ( dua dimensi utama afek positif dan afek negative yang
terdiri dari berbagai emosi spesifik)
d.
biasanya tidak diindikasikan oleh ekspresi yang jelas.
e.
Bersifat kognitif.
3. Ciri-ciri
emosi
a.
Disebabkan oleh kejadian spesifik.
b.
Sangat cepat dalam durasi (detik atau menit)
c.
Bersifat spesifik dan banyak (banyak emosi-emosi spesifik seperti
kemarahan, rasa takut,kesedihan, kebahagiaan dan rasa terkejut)
d.
Biasanya disertai oleh ekspresi wajah yang jelas.
e.
bersifat berorientasi tindakan
Sebelum
menganalisis, ada tiga istilah yang berkaitan yaitu afek, emosi dan suasana
hati. Afek (Affect) adalah sebuah istilah umum yang mencakup beragam perasaan
yang dialami orang yang meliputi baik emosi maupun suasana hati. Emosi
(emotion) dalah perasaan-perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau
sesuatu. Dan suasana hati (mood) aadalah perasaan-perassan yang cenderung
kurang intens dibandingkan dengan emosi dan sering kali rangsangan kontekstual.
Kita
menunjukkan emosi ketika senang mengenai sesuatu, marah terhadap seseorang,
atau takut terhadap sesuatu. Sebaliknya suasana hati biasanya tidak ditunjukan
pada seseorang atau kejadian. Sebagai contoh jika kita dikritik rekan kerja
mengenai cara bicara dan kita menjadi marah dengan rekan kerja tersebut, hal
ini menunjukkan emosi. Kita dalam keadaan tidak normal, kemudian mungkin
bereaksi berlebihan terhadap kejadian lain. Keadaan afek ini mendeskripsikan
sebuah suasana hati. Berikut tampilan yang menunjukkan hubungan antara afek,
emosi, dan suasana hati.
4.
Kumpulan Dasar Emosi
Beberapa
para peneliti atau para filsif beragumen bahwa terdapat emosi-emosi universal
yang biasa dialami oleh manusia. Mereka menyetujui enam emosi dasar universal
dalam sebuah rangkaian kesatuan: bahagia-terkejut-takut-sedih-marah-benci.
5.
Apakah emosi membuat
kita irasional?
Emosi
adalah penting terhadap pemikiran rasional. Kita harus memiliki kemampuan untuk
mengalami emosi agar menjadi rasional. Karena emosi memberikan informasi
penting mengenai bagaimana kita memahami dunia di sekitar kita.
6.
Apakah fungsi emosi
itu?
Emosi
sangatlah penting karena memotivasi orang untuk terlibat dalam
tindakan-tindakan penting agar dapat bertahan hidup, seperti kegembiraan yang
memotivasi kita untuk menghadapi situasi yang membutuhkan energy dan inisiatif.
7.
Beberapa Aspek Emosi
a. Biologi
Emosi
Semua
emosi berasal dari dalam sistem limbuk otak dan terletak dekat batang otak
kita. Secara keseluruhan sistem limbik memberikan sebuah lensa di mana
anda dapat menginterprestasikan kejadian-kejadian. Ketika sistem tersebut
aktif, anda melihat hal-hal dalam cahaya negatif. Ketika tidak aktif, anda
menginterprestasikan informasi secara lebih positif.
b. Intensitas
Setiap
orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu esmosi
yang sama. Perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-
persyaratan pekerjaan. Setiap orang mempunyai kemampuan bawaan yang bervariasi
untuk mengekspresikan intensitas emosional.
c. Frekuensi
dan Durasi
Suksesnya
pemenuhan tuntutan emosional seseorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak
hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya
tetapi juga pada beberapa sering dan lamanya mereka berusaha enampilkannya.
Beberapa
pengamat menyatakan bahwa rasionalitas dan emosi saling bertentangan, dan jika
menampilkan emosi, kemungkinana anda akan beertindak irasional. Emosi adalah
penting terhadap pemikiran rasional. Kita haris memiliki kemampuan untuk
mengalami esmosi agar dapat menjadi rasional. Karena esmosi memberikaan informasi
penting mengenai bagaimana kita memahami dunia di sekitar kita.
Emosi
berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi
sangatlah berguna karena memotifasi orang untuk terlibat dalam
tindakan-tindakan penting agar dapat bertahan hidup.
8.
Suasana Hati Sebagai Afeksi Positif Dan Negatif
Salah
satu cara untuk mengklasifikasikan emosi adalah tergantung positif atau
negatifnya mereka. Emosi positif seperti kegembiraan dan rasa syukur
mengekspresikan evaluasi yang menguntungkan atau perasaan. Emosi-emosi negatif
seperti kemarahan atau rasa bersalah. Ingat bahwa emosi tidak bisa netral.
Menjadi netral berarti nonemotional. Ketika kita mengelompokkan emosi ke dalam
kategori positif dan negatif, mereka menjadi negara-negara mood karena kita
sekarang melihat mereka lebih umum bukannya mengisolasi satu emosi tertentu.
Lihat dalam structure of moods. Dalam tersebut, bersemangat adalah emosi
tertentu yang merupakan penanda murni positif yang tinggi mempengaruhi,
sementara kebosanan adalah penanda murni positif yang rendah mempengaruhi.
Demikian
pula, gugup adalah murni penanda negatif yang tinggi mempengaruhi, sementara
santai adalah penanda murni negatif rendah mempengaruhi. Akhirnya, beberapa
kepuasan emosi seperti (campuran positif tinggimempengaruhi dan negatif rendah mempengaruhi)
atau kesedihan (campuran positif rendah mempengaruhi dan negatif yang tinggi
mempengaruhi) - berada di antara keduanya. Anda akan melihat bahwa model ini
tidak mencakup semua emosi. Ada dua alasan mengapa. Pertama , kita bisa muat
emosi lainnya seperti antusiasme atau depresi ke dalam model , tapi kami pendek
pada ruang .Kedua , beberapa emosi , seperti kejutan , tidak cocok dengan baik
karena mereka tidak jelas positif atau negatif .
Poin dari “do emotions make
us irrasional?”
1.
mengekspresikan
emosi ke publik dapat merusak status sosial
2.
emosi
sangat penting untuk pengambilan keputusan rasional
3.
emosi
membantu kita memahami dunia di sekitar kita
Berdampak
positif sebagai suasana hati yang terdiri dari positif emosi seperti
kegembiraan, keyakinan diri, dan keceriaan pada tinggi end, dan kebosanan,
kelesuan, dan kelelahan pada akhir rendah.
Negative Affect
Pengaruh
negatif adalah suasana hati yang terdiri
dari kegelisahan, stres, dan kecemasan pada tinggi , dan relaksasi, ketenangan,
dan ketenangan pada akhir rendah. Perhatikan bahwa positif dan negatif
mempengaruhi adalah suasana hati.
9.
Sumber-Sumber Emosi dan Suasana Hati
a. Kepribadian
Kepribadian
memberi kecenderungan kepada seseorang untuk mengalami emosi dan suasana hati
tertentu. Sebagian besar orang mempunyai kecenderungan tetap untuk mengalami
suasana hati dan emosi tertentu lebih sering dibandingkan orang lain.
b. Hari
dalam seminggu dan waktu dalam sehari
Orang-orang
cenderung berada dalam suasana hati terburuk (afek tertinggi dan afek positif
rendah) diawal minggu dan berada dalam suasana hati terbaik (afek positif
tertinggi dan afek negatif terendah) diakhir minggu. Orang-orang biasanya
berada dalam semangat lebih rendah pada awal pagi. Suasana hati cenderung
meningkat dan kemudian menurun pada malam hari.
c. Cuaca
Cuaca
memberikan sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Korelasi ilusif menjelaskan
mengapa orang cenderung berfikir bahwa cuaca yang menyenangkan meningkatkan
suasana hati mereka. Korelasi ilusif terjadi ketika orang mengasosiasikan dua
kejadian yang pada kenyataannya tidak memiliki sebuah korelasi.
d. Stres
Tingkat
stres dan ketegangan yang menumpuk di tempat kerja dapat memperburuk suasana
hati karyawan, sehingga menyebabkan mereka mengalami lebih banyak emosi
negatif.
e. Aktivitas
sosial
Aktivitas
sosial bersifat fisik, informal, atau Epicurean (makan bersama
orang lain) lebih diasosiasikan kuat dengan peningkatan suasana hati yang
positif dibandingka kejadian-kejadian formal atau yang bersifat duduk
terus-menerus.
f.
Tidur
Kurang
tidur pada malam sebelumnya memperburuk kepuasan kerja seseorang pada hari
berikutnya, karena sebagian besar orang merasa lelah, cepat marah, dan kurang
waspada.
g. Olahraga
Terapi
olahraga berpengaruh paling kuat terhadap mereka yang mengalami depresi.
Walaupun olahraga berpengaruh secara konsisten terhadap suasana hati, tetapi
tidak terlalu kuat. Jadi, olahraga dapat membanu anda berada dalam suasana hati
yang lebih baik, tetapi jangan mengharapkan mukjizat.
h. Usia
Emosi
negatif tampaknya semakin sering terjadi seiring bertambahnya usia seseorang.
Bagi seseorang yang lebih tua, suasana hati positif yang tinggi bertahan lebih
lama dan suasana hati yang buruk menghilang dengan lebih cepat.
i.
Gender
Dalam
perbandingan antargender, wanita menunjukkan ekspresi emosional yang lebih
besar dibandingkan pria, mereka mengalami emosi lebih intens dan mereaka
menunjukkan ekspresi emosi positif maupun negatif yang lebih sering, kecuali
kemarahan.
10.
Batasan-batasan Eksternal pada Emosi
Setiap
organisasi mendefinisikan batasan-batasan yang mengidentifikasi emosi-emosi
yang dapat diterima dan sampai tingkat mana karyawan dapat mengekspresikannya.
a. Pengaruh-Pengaruh
Organisasional
Bukti
yang ada mengindikasikan adanya bias terhadap emosi yang intens dan negatif.
Ekspresi dari emosi-emosi negatif seperti rasa takut, gelisah dan marah
cenderung tidak dapat diterima kecvuali dalam kondisi yang benar-benar
spesifik. Misalnya dalam kondisi anggota kelompok berstatus tinggi menunjukkan
rasa tidak sabar kepada anggota yang berstatus rendah. Lagipula
ekspresi-ekspresi dari emosi yang intens, apakah negatif atau positif cenderung
tidak dapat diterima karena manajemen menganggapnya dapat merusak kinerja tugas
rutin.
b. Pengaruh-Pengaruh
Kultural
Tingkat
seberapa besar orang mengalami emosi bervariasi dalam setiap kultur. Secara
umum, orang-orang dalam sebagian besar kultur tampaknya mengalami emosi-emosi
positif dan negatif tertentu, tetapi sampai derajat tertentu, frekuensi
pengalaman dan intensitas mereka memang bervariasi. Secara umum pula
orang-orang di seluruj dunia menginterpretasikan emosi negatif dan positif
dengan cara yang sama. Kita semua memandang emosi negatif seperti kebencian,
ketakutan, dan kemarahan sebagai hal yang berbahaya dan destruktif. Kebanggaan
diri dipandang sebagai emosi positif di kultur-kultur barat yang individualis
seperti As, tetapi kultur-kultur Timur seperti Cina dan Jepang cenderung
memandang kebanggan diri sebagai emosi yang tidak disukai.
Norma
untuk ekspresi emosi berbeda-beda pula di setiap kultur. Penelitian telah
menunjukkan bahwa pada negara-negara kolektivis, kemungkinan orang lebih
percaya bahwa emosi yang ditunjukkan menimbulkan kaitan antara mereka dengan
orang yang mengekspresikan emosi tersebut. Sedangkan orang dalam kultur
individualis tidak menganggap bahwa ekspresi emosional orang lain diarahkan
kepada mereka. Secara umum, lebih mudah bagi mereka untuk mengenali emosi
secara lebih akurat dalam kultur mereka sendiri daripada kultur lain.
Menariknya beberapa kultur kekurangan kata-kata untuk istilah-istilah emosional
standar Amerika seperti kegelisahan, depresi, dan rasa bersalah.
Apa
yang dapat diterima dalam sebuah kultur mungkin terlihat sangat tidak biasa
atau bahkan disfungsional dalam kultur yang lain. Para manajer perlu mengetahui
norma-norma dalam setiap kultur di mana mereka melakukan bisnis sehingga mereka
tidak mengirimkan sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki atau salah membaca
reaksi dari penduduk lokal.Sebagai contoh, seorang manajer Amerika di Jepang
harus mengetahui bahwa jika orang-orang Amerika cenderung menganggap tersenyum
secara positif, orang Jepang mengatributkan banyyak tersenyum pada kurangnya
kecerdasan.
11. Kerja Emosional
Setiap karyawan mengeluarkan usajha fisik dan mental
ketika mereka menempatkan kapabilitas tubuh dan kognitif mereka, berturut-turut
ke dalam pekerjaan mereka. Tetapi pekerjaan juga membutuhkan kerja emosional.
Kerja Emosional adalah ekspresi seorang karyawan dari emosi-emosi yang
diinginkan secara organisasional selama transaksi antarpersonal di tempat
kerja. Kerja emosional adalah relevan untuk hampir semua jenis pekerjaan.
Tantangan sebenarnya adalah ketika para karyawan harus menunjukkan satu emosi
sementara pada saat yang bersamaan mengalami emosi yang lain. Disparitas atau
perbedaan ini disebut disonansi emosional, dan hal ini dapat berakibat sangat
buruk pada karyawan. Jika dibiarkan perasaan yang terkungkung, frustasi,
kemarahan, dan kebencian akhirnya dapat menyebabkan kelelahan emosional dan
kejatuhan mental. Semakin pentingnya kerja emosional sebagai sebuah komponen
dari kinerja pekerjaan yang efektif menyebabkan pemahaman akan emosi memperoleh
relevansi yang semakin besar dalam bidang PO.
12. Emosi yang Dirasakan versus Emosi
yang Ditampilakan
Kerja
emosional menimbulkan dilema bagi karyawan. Terdapat orang-orang dengan siapa
anda harus bekerja yang anda benar-benar tidak suka. Mungkin menurut anda
kepribadian mereka kasar. Mungkin anda tahu mereka mengatakan hal-hal negatif
tentang anda di belakang anda. Tetapi, pekerjaan anda mengharuskan anda untuk
berinteraksi dengan orang-orang ini secara rutin, dan andapun terpaksa
berpura-pura ramah. Akan dapat membantu anda, khususnya dalam pekerjaan, jika
anda dapat memisahkan emosi menjadi yang dirasakan atau ditampilakan. Emosi
yang dirasakan adalah emosi sebenarnya dari seorang individu, sebaliknya emosi
yang ditampilkan adalah emosi yang diharuskan organisasi untuk ditampilkan oleh
pekerja dan dipandang sesuai dalam pekerjaan tertentu. Emosi ini bukan
pembawaan namun dipelajari.
Manajer
yang efektif belajar untuk bersikap seriuys ketika memberikan evaluasi kinerja
negatif seorang karyawan dan berusaha menyembunyikan kemarahan ketika mereka
dilewati untuk promosi. Dan mengenai perbedaan gender, terdapat sejumlah bukti
bahwa manajemen atas memang menghendaki pria dan wanita untuk menampilkan emosi
yang berbeda, bahkan dalam pekerjaan yang sama. Sebagai contoh dalam pekerjaan
profesional dan manajerial, para wanita melaporkan bahwa mereka harus
menyembunyikan perasaan-perasaan negatif mereka untuk menampilkan perasaan yang
lebih positif dibandingkan para pria untuk menyesuaikan diri dengan apa yang
menurut mereka diharapkan atasan dan rekan kerja mereka.
13. Apakah Pekerjaan-Pekerjaan Yang
Menuntut Secara Emosional Dibayar Lebih Tinggi.
Baru-baru
ini sebuah penelitian menguji isu ini terhadap beragam pekerjaan. Pengarang
penelitian tersebut menemukan bahwa hubungan antara tuntutan kognitif dan
bayaran cukup kuat, sementara hubungan antara tuntutan emosional dan bayaran
tidak. Mereka menemukan bahwa tuntutan- tutntutan emosional memiliki pengaruh
tetapi hanya pada pekerjaan-pekerjaan yang juga telah menuntut secara kognitif,
pekerjaan-pekerjaan seperti pengacara dan perawat. Tetapi misalnya,
pekerja-pekerja pengasuh anak dan pelayan (pekerjaan-pekerjaan dengan tuntutan
emosional tinggi tetapi memiliki tuntutan kognitif yang rendah) menerima
kompensasi yang kecil untuk tuntutan emosional.
14. Teori Peristiwa Afektif
Respon
emosional seseorang terhadap suatu peristiwa dapat berubah bergantung pada
suasanan hati. Akhirnya, emosi mempengaruhi sejumlah variabel kinerja dan
kepuasan.
Beragam tes terhadap teori peristiwa afektif (AET) menyatakan bahwa:
a. Suatu
episode emosional sebenarnya adalah serangkaian pengalaman emosional yang
ditimbulkan oleh satu peristiwa tunggal serta mengandung elemen-elemen emosi
dan siklus suasana hati.
b. Emosi
yang ada pada satu waktu memengaruhi kepusan kerja, bersama dengan latar
belakang emosi yang melingkupi peristiwa tersebut.
c. Suasanan
hati dan emosi berfluktuasi dari waktu ke waktu, sehingga kinerja juga
berfluktuasi.
d. Perilaku-perilaku
yang didorong oleh emosi biasanya berdurasi pendek dan sangat bervariasi.
e. Karena
cenderung tidak sesuai dengan perilaku yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah
pekerjaan, emosi biasanya berpengaruh negatif terhadap kinerja pekerjaan.
Terdapat
dua pesan penting dalam AET, yaitu:
a. Emosi-emosi
menyediakan wawasan yang berharga untuk memahami perilaku karyawan.
b. Karyawan
dan manajer seharusnya tidak mengabaikan emosi dan peristiwa yang
menyebabkannya.
15. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan
emosional (emotional interlligence-EI) adalah kemampuan seseorang untuk
mendeteksi serta mengolah petunjuk-petunjuk dan informasi emosional. EI terdiri
atas lima dimensi, yaitu:
a. Kesadaran
diri => sadar atas apa yang Anda rasakan
b. Manajemen
diri => kemampuan mengelola emosi dan dorongan-dorongan Anda sendiri
c. Motivasi
diri=> kemampuan bertahan dalam menghadapi kemunduran dan kegagalan
d. Empati
=> kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain
e. Keterampilan
sosial => kemampuan menangani emosi-emosi orang lain
16. Kasus Mendukung EI
a. Daya
Tarik Intuitif
Orang-orang
yang dapat mendeteksi emosi orang lain, mengendalikan emosi mereka sendiri, dan
menangani interaksi sosial dengan baik akan mempunyai kaki yang kuat untuk
berdiri dalam dunia bisnis.
b. EI
Meramalkan Kriteria yang Penting
Bukti
melalui penelitian: EI dapat meramalkan kinerja karyawan dalam sebuah pabrik
rokok di Cina. Kemampuan untuk mengenali emosi pada ekspresi wajah orang lain
dan untuk “mencuri dengar” secara emosional (mengambil sinyal-sinyal halus
mengenai emosi orang lain) dapat meramalkan peringkat rekan kerja terhadap
seberapa berharga orang-orang tersebut untuk organisasi mereka.
c. EI
Berbasis Biologis
EI
berbasis secara neurologi dalam sedemikian rupa yang tidak berhubungan dengan
ukuran-ukuran kecerdasan standar, dan orang-orang yang menderita kerusakan
neurologi memiliki nilai rendah pada EI dan membuat keputusan lebih buruk
dibandingkan orang-orang yang lebih sehat dalam hal ini.
17. Kasus Menentang EI
a. EI
adalah Sebuah Konsep yang Samar
Bagi
banyak peneliti, adalah tidak jelas mengenai apa yang dimaksud dengan EI.
Konsep EI telah menjadi sangat luas dan komponen-komponennya sangat beragam,
sehingga hal tersebut bukan lagi sebuah konsep kecerdasan.
b. EI
Tidak Dapat Diukur
·
Validitas pertanyaan pada
ukuran EI masih dipertanyakan.
·
Ukuran yang digunakan ada
yang bersifat laporan diri yang berarti tidak ada jawaban benar dan salah.
c. Validitas
EI Masih Dipertanyakan
EI
tidak memiliki suatu yang unik untuk ditawarkan. Belum ada cukup riset mengenai
apakah EI menambah wawasan melampaui ukuran-ukuran kepribadian dan kecerdasan
umum dalam meramalkan kinerja pada pekerjaan.
18. Aplikasi-Aplikasi Perilaku
Organisasi Terhadap Emosi Dan Suasana Hati
a.
Seleksi
Sampai
pada hari ini, para pemberi kerja harus mempertimbangkan EI sebagai sebuah
faktor dalam merekrut karyawan, sehingga semakin banyak pemberi kerja mulai
menggunakan ukuran-ukuran EI untuk mempekerjakan seseorang.
b.
Pengambilan Keputusan
Perasaan
dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. Orang dapat membuat pilihan yang
berbeda ketika mereka marah dan tertekan dibandingkan ketika mereka sedang
tenang. Orang-orang yang tertekan membuat keputusan lebih buruk dibandingkan
dengan orang-orang yang bahagia. Hal tersebut disebabkan karena orang-orang
yang tertekan lebih lambat dalam memproses informasi dan cenderung menimbang
semua kemungkinan dari pada hanya pilihan yang lebih mungkin diambil.
Sebaliknya, emosi positif dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
serta memahami dan menganalisis informasi baru.
c.
Kreatifitas
Orang-orang
yang berada dalam suasana hati yang baik lebih kreatif dibandingkan orang-orang
yang berada dalam suasana hati yang buruk. Mereka menghasilkan lebih banyak
ide, orang lain berfikir bahwa ide mereka adalah orisinil, dan mereka cenderung
dapat mengidentifikasi lebih banyak pilihan kreatif terhadap masalah.
d.
Motivasi
Dua
penelitian telah menegaskan pentingnya suasana hati dan emosi pada motivasi.
Penelitian yang pertama meminta dua kelompok orang untuk memecahkan sejumlah
teka teki kata-kata. Dan hasilnya kelompok dengan suasana hati positif
melaporkan ekspektasi yang lebih tinggi untuk dapat memecahkan teka-teki
tersebut, berusaha lebih keras, dan sebagai hasilnya dapat memecahkan lebih
banyak teka-teki. Penelitian yang kedua menemukan bahwa dengan memberi umpan
balik kepada orang baik nyatanya maupun palsu mengenai kinerja mereka dapat
memepengaruhi suasana hati mereka, yang kemudian mempengaruhi motivasi mereka.
Jadi sebuah siklus dapat eksis di mana suasana hati positif menyebabakan oranga
menjadi kreatif, yang menimbulkan umpan balik positif dari mereka yang
mengamati pekerjaan mereka. Umpan balik positif ini kemudian lebih jauh
menguatkan suasana hati positif mereka yang kemudian dapat membuat mereka
berkinerja bahkan lebih baik lagi, dan seterusnya.
Kedua
penelitian ini menegaskan pengaruh suasana hati dan emosi pada motivasi dan
menyatakan bahwa organisasi-organisasi yang mempromosikan suasana hati positif
di tempat kerja lebih berkemungkinan mempunyai angkatan kerja yang lebih
termotivasi.
e.
Kepemimpinan
Kemampuan
untuk memimpin orang lain adalah sebuah kualitas fundamental yang dicari
organisasi-organisasidalam karyawan mereka. Para pemimpin yang efektif
mengandalkan daya tarik emosional untuk membantu menyampaikan pesan-pesan
mereka. Bahkan ekspresi, emosi dalam pidato seringkali merupakan elemen penting
yang membuat kita menerima atau menolak pesan seorang pemimpin. Ketika para
pemimpin bersemangat, antusias dan aktif mereka lebih mungkin untuk memberi
energi pada bawahan-bawahan mereka dan menyampaikan rasa efektifitas,
kompetensi, optimisme dan kegembiraan.
f.
Konflik Antar Personal
Manakala
konflik timbul diantara rekan kerja, dapat dipastikan bahwa emosi dapat
terlihat. Sebenarnya, keberhasilan seorang manager saat mencoba menyelesaikan
konflik terutama ditentukan oleh kemampuan untuk mengenali elemen emosional
dalam konflik dan meminta pihak-pihak yang terlibat untuk mengendalikan emosi
mereka.
g.
Negosiasi
Negosiasi
adalah sebuah proses emosional, namun beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa negosiator yang berpura-pura marah memiliki keuntungan atas lawan mereka.
Ketika seorang negosiator menunjukkan kemarahan, lawan menyimpulkan bahwa
negosiator tersebut telah menyerahkan semua yang ia dapat dan dengan demikian
lawan menyerah. Menunjukkan sebuah emosi negatif dapat saja efektif, tetapi
berperasaan buruk terhadap penampilan anda tampaknya merugikan
negosiasi-negosiasi di masa depan. Negosiator yang buruk mengalami emosi-emosi
negatif mengembangkan persepsi-persepsi negatif lawan mereka, dan kurang bersedia
berbagi informasi atau bersikap kooperatif dalam negosiasi mendatang.
Menariknya, walaupun suasana hati dan emosi bermanfaat di tempat kerja, dalam
proses negosiasi , emosi dapat merugikan kinerja seorang negosiator , kecuali
jika ia mengerkspresikan wajah palsu (berpura-pura marah).
h.
Pelayanan Pelanggan
Keadaan
emosional seorang pekerja mempengaruhi pelayanan pelanggan, yang berpengaruh
terhadap tingkat pengulangan bisnis dan tingkat kepuasan pelanggan. Pemberian
pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan membuat karyawan menuntut banyak
hal karena mereka sering berada dalam situasi disonansi emosional. Seiring
waktu, keadaan ini dapat menyebabkan kepatuhan mental atau fisik dalam
pekerjaan, penurunan kinerja, dan rendahnya kepuasan kerja.
Selain
itu, emosi karyawan dapat berpindah kepada pelanggan. Penelitian
mengindikasikan adanya efek kesesuaian antara emosi karyawan dan pelanggan,
sebuah efek yang oleh praktisi PO disebut sebagai penularan emosional,
“penangkapan “ emosi dari orang lain. Cara penularan emosi terjadi ketika
seseorang mengalami emosi-emosi positif lalu tertawa dan tersenyum kepada anda,
anda mulai meniru perilaku orang tersebut.
i.
Sikap Kerja
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang mempunyai hari baik di tempat
kerja, cenderung berada dalam suasana hati yang lebih baik di rumah pada
malamnya. Sebaliknya orang-orang yang mengalami hari buruk di tempat kerja,
maka cenderung berada di suasana hati yang buruk pula saat di rumah. Meskipun
orang-orang orang-orang secara emosional membawa pulang pekerjaan mereka ke
rumah pada hari berikutnya, pengaruh tersebut biasanya telah hilang.
j.
Perilaku Menyimpang di
Tempat Kerja
Emosi-emosi negatif juga dapat membawa perilaku menyimpang di tempat kerja.
Siapapun yang pernah menghabiskan banyak waktu dalam sebuah organisasi
menyadari bahwa orang-orang seringkali berperilaku dalam cara-cara yang
melanggar norma-norma yang ada dan mengancam organisasi, anggotanya atau
keduanya. Sebagai contoh, seorang karyawan yang iri hati dapat bersikap
bermusuhan dan berbuat licik kepada karyawan lain, menyimpangkan keberhasilan
orang lain secara negatif, dan menyimpangkan secara positif
pencapaian-pencapaiannya sendiri. Bukti yang ada menyatakan bahwa orang-orang
yang menyatakan emosi negatif khususnya mereka merasa marah atau mempunyai
sikap bermusuhan lebih berkemungkinan untuk terlibat dalam berperilaku
menyimpang di tempat kerja daripada orang-orang yang tidak merasakan
emosi-emosi negatif.
19. Bagaimana Para Manager Memenuhi
Suasana Hati
Secara
Umum, anda dapat meningkatkan suasana hati orang-orang dengan memutarkan sebuah
klip video yang lucu untuk mereka, memberi mereka sekantung kecil permen, atau
bahkan menyuruh mereka mencicipi minuman yang enak. Untuk memperbaiki suasana
hati karyawan, para manajer dapat menggunakan humor dan memberi karyawan mereka
penghargaan kecil sebagai apresiasi terhadap pekerjaan yang dilaksanakan dengan
baik. Selain itu riset mengindikasikan bahwa ketika para pemimpin berada dalam
suasana hati yang baik, anggota kelompok menjadi lebih positif dan sebagai
hasilnya para anggota akan lebih bekerja sama.
20. Ringkasan dan Implikasi untuk
Manajer
Emosi
dan suasana hati adalah mirip karena keduanya bersifat afektif. Tetapi kedua
hal ini juga berbeda, suasana hati lebih umum dan kurang kontekstual
dibandingakn emosi. Selain itu berbagai peristiwa juga membawa perbedaan. Waktu
dalam sehari dan hari dalam seminggu, peristiwa-peristiwa yang penuh tekanan,
aktivitas-aktivitas sosial, pola tidur, seluruhnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
emosi dan suasana hati. Emosi dan suasana hati merupakan suatu bagian alami
dari diri seorang individu. Para manajer melakukan kesalahan jika mereka
mengabaikan emosi rekan kerja mereka dan menganggap perilaku orang lain sebagai
hal rasional. Para manajer yang memahami peran emosi dan suasana hati akan
secara signifikan meningkatkan kemampuan mereka untuk menjelaskan dan
meramalkan perilaku rekan kerja mereka.
Emosi
dan suasana hati dapat mempengaruhi kinerja karyawan, terutama emosi negatif,
namun emosi positif ternyata juga dapat meningkatkan kinerja. Emosi dan suasana
hati dapat meningkatkan rangsangan kerja dan memotifasi karyawan untuk dapat
bekerja lebih baik.Perasaan-perasaan tertentu juga dapat menjadi persuaratan
sebuah pekerjaan.
Izin ya admin..:)
BalasHapusYuk dapatkan hadiah ny dengan modal 20rb saja sudah bisa menikmati semua permainan poker di ARENADOMINO loh yuk langsung saja.. WA +855 96 4967353
Izin ya admin..:)
BalasHapusYuk dapatkan hadiah ny dengan modal 20rb saja sudah bisa menikmati semua permainan poker di ARENADOMINO loh yuk langsung saja.. WA +855 96 4967353