Senin, 26 April 2021

Konsep blue economic sebagai konsep ekonomi di masa depan


Source: Google Image

Ekonomi Biru (blue economic) adalah konsep yang muncul yang mendorong pengelolaan yang lebih baik dari laut atau sumber daya 'biru' kita. Ini mendasari pemikiran di balik Piagam Biru Persemakmuran, menyoroti, khususnya, hubungan erat antara laut, perubahan iklim, dan kesejahteraan rakyat Persemakmuran. Pada intinya, ini menegaskan kembali nilai-nilai Persemakmuran, termasuk kesetaraan dan partisipasi publik dalam pengambilan keputusan kelautan dan pesisir. Ini mendukung semua Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa, terutama SDG14 kehidupan di bawah air, dan mengakui bahwa ini akan membutuhkan tindakan yang ambisius dan terkoordinasi untuk mengelola secara berkelanjutan, melindungi dan melestarikan lautan kita sekarang, demi generasi sekarang dan masa depan.

Ekonomi biru (blue economic) lebih dari sekadar memandang ekonomi laut semata-mata sebagai mekanisme pertumbuhan ekonomi. Dalam model business-as-usual, negara-negara industri skala besar telah melihat perkembangan ekonomi laut mereka melalui eksploitasi sumber daya maritim dan kelautan - misalnya melalui perkapalan, penangkapan ikan komersial, dan minyak, gas, mineral, dan pertambangan. Industri seringkali tanpa melihat dampak aktivitas mereka terhadap kesehatan atau produktivitas masa depan dari sumber daya yang sama.

Negara kepulauan kecil, relatif terhadap daratan mereka, memiliki sumber daya laut yang luas yang mereka miliki - menghadirkan peluang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka dan mengatasi pengangguran, ketahanan pangan, dan kemiskinan. Mereka juga mengalami kerugian terbesar dari degradasi sumber daya laut.

Mirip dengan Green Economic, model ekonomi biru (blue economic) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi secara signifikan. Ini memberikan model inklusif di mana negara-negara pesisir yang terkadang tidak memiliki kapasitas untuk mengelola sumber daya laut mereka yang kaya dapat mulai memperluas manfaat sumber daya tersebut untuk semua. Mewujudkan potensi penuh ekonomi biru berarti melibatkan dan berpartisipasi dari semua kelompok dan sektor sosial yang terkena dampak.

Ekonomi biru (blue economic) bukan hanya tentang peluang pasar; ia juga menyediakan perlindungan dan pengembangan sumber daya blue yang lebih tidak berwujud seperti cara hidup tradisional, penyerapan karbon, dan ketahanan pesisir untuk membantu negara-negara yang rentan mengurangi dampak perubahan iklim yang seringkali merusak.

Sekretaris Jenderal Patricia Skotlandia: “Piagam Biru akan membantu negara-negara mengembangkan pendekatan terpadu untuk membangun ekonomi biru, yang mempertimbangkan nilai dari sektor-sektor yang sering diabaikan seperti penangkapan ikan artisanal serta peran perempuan dan kaum muda”

Fakta singkat:

  1. Ekonomi kelautan dunia bernilai sekitar US $ 1,5 triliun per tahun.
  2. Delapan puluh persen perdagangan global berdasarkan volume dilakukan melalui laut.
  3. 350 juta pekerjaan di seluruh dunia terkait dengan perikanan.
  4. Pada tahun 2025 diperkirakan 34% produksi minyak mentah akan berasal dari lapangan lepas pantai.
  5. Akuakultur adalah sektor makanan dengan pertumbuhan tercepat dan menyediakan sekitar 50% ikan untuk konsumsi manusia.

Source:
Original article at https://thecommonwealth.org/blue-economy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please submit your additional comment or something, thank you !