Source: Google Image
LATAR BELAKANG
Dewasa ini banyak perusahaan diseluruh dunia berlomba-loba
dalam hal penelitian dan pengembangan (research
& Development) berkaitan dengan produk yang bernilai tambah terhadap
konsumennya. Hal ini mutlak dilakukan karena, tuntutan persaingan dan keadaan
ekonomi dunia yang mengharuskan mereka harus meningkatkan kualitas dan
produktivitas agar bisa bertahan dan tumbuh dalam industri yang dijalani. Isu
utama berkaitan dengan pengendalian biaya, memepertahankan tingkat produktivitas
tinggi, menanggapi perubahan kebutuhan dan ekspektasi konsumen dan perbaikan
kualitas yang berkelanjutan. Dalam hal ini Total
Quality Management (TQM), Six-Sigma, ISO 9000 menjadi metode yang banyak
digunakan. Melalui metode dalam TQM, perusahaan dapat menentukan strategi
jangka panjang berkaitan dengan perbaikan yang berkelanjutan pada sektor yang
menjadi kelemahan perusahaan. Beberapa metode yang digunakan seperti Leadership, Customer Focus, dll.
Kemudian dikombinasi untuk memperoleh strategi terbaik sesuai dengan bentuk dan
kebutuhan perusahaan. Berdasarkan pada ketiga jurnal yang menjadi referensi,
dijelaskan bahwa baik dalam industri otomotif di India, kesehatan di Arab
Saudi, dan retailing di Thailand peran TQM sangat penting berkaitan dengan
bagaimana produk dapat memberikan outcome yang maksimal bagi konsumen,
penigkatan kualitas dan perbaikan kinerja perusahaan. Dalam hal ini membuktikan
bahwa TQM menjadi mutlak digunakan bagi pelaku bisnis di berbagai sektor dalam
meningkatkan bukan hanya produktivitas dan jmlah konsumen tapi bagaimana produk
tersebut bernilai tambah sekaligus dengan biaya produksi yang rendah.
TQM
THEORY
1) TQM
Total Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu
sistem manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan
semua level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan
(secara terus-menerus). TQM ini menggunakan strategi, data dan komunikasi yang
efektif untuk meng-integrasikan kedisplinan kualitas ke dalam budaya dan
kegiatan-kegiatan perusahaan. Singkatnya, TQM adalah pendekatan manajemen untuk
mencapai keberhasilan jangka panjang melalui Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction). Dalam TQM semua
anggota organisasi atau karyawan perusahaan harus berpartisipasi aktif
dalam melakukan peningkatan proses, produk, layanan serta budaya dimana mereka
bekerja sehingga menghasilkan kualitas terbaik dalam Produk dan Layanan yang
pada akhirnya dapat mencapai tujuan kepuasan pelanggan.
8 Elemen Pokok TQM (Total Quality
Management)
Terdapat 8 Elemen Pokok dalam Sistem Manajemen TQM (Total Quality
Management). Kedelapan elemen pokok tersebut diantaranya adalah:
1. Fokus pada Pelanggan (Customer Focussed)
Pelanggan merupakan pihak yang menentukan apakah kualitas produk maupun
jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut memenuhi kebutuhan atau tingkatan
kualitas yang diinginkannya. Apapun yang dilakukan oleh sebuah organisasi/perusahaan
seperti pelatihan karyawan, perbaikan proses, penggunaan mesin canggih ataupun
adopsi teknologi terbaru yang pada akhirnya Pelangganlah yang menentukan apakah
upaya-upaya yang dilakukan tersebut bermanfaat atau tidak.
2. Keterlibatan Karyawan secara keseluruhan (Total Employee Involvement)
Karyawan merupakan sumber daya perusahaan yang penting dalam mencapai
tujuan yang direncanakannya. Oleh karena itu, keterlibatan karyawan secara
keseluruhan dapat mendukung perusahaan dalam melakukan peningkatan proses dan
kualitas yang berkesinambungan yang kemudian menghasilkan produk dan layanan
yang terbaik untuk pelanggannya. Dalam pemberdayaan karyawan, diperlukan
pelatihan dan peningkatan terhadap keterampilan karyawan dalam mengerjakan
tugasnya.
3. Pemusatan perhatian pada Proses (Process-centered)
Perhatian pada peningkatan proses merupakan pondasi dasar dalam sistem
manajemen TQM. Proses merupakan serangkaian langkah-langkah yang dimulai dari
penerimaan INPUT dari supplier (internal maupun eksternal) dan
meng-transformasi-nya menjadi OUTPUT yang akan dikirimkan ke pelanggan
(internal maupun Eksternal).
4. Sistem yang Terintegrasi (Integrated System)
Meskipun terdapat banyak keahlian dan ruang lingkup kerja dalam suatu
perusahaan yang membentuk departementalisasi secara vertikal maupun horizontal.
Semuanya memerlukan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik agar visi, misi,
strategi, kebijakan, tujuan dan sasaran perusahaan dapat dikomunikasikan
dengan baik dan jelas kepada semua karyawan.
5. Pendekatan Strategi dan Sistematik (Strategy and Systematic Approach)
Salah satu bagian yang penting dalam Manajemen Kualitas adalah pendekatan
Strategi dan Sistematik dalam mencapai Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan. Proses
tersebut biasanya disebut dengan Perencanan Strategi ataupun Manajemen Strategi
yang melakukan perumusan dan perencanaan strategi dalam mengintegrasikan konsep
kualitas ke dalam Strategi Perusahaan secara keseluruhan.
6. Peningkatan yang berkesinambungan (Continual Improvement)
Peningkatan yang berkesinambungan mendorong perusahaan untuk melakukan
analisis dan menciptakan cara-cara yang lebih bersaing dan efektif dalam
mencapai tujuan perusahaan dan memenuhi harapan semua pihak yang
berkepentingan.
7. Keputusan berdasarkan Fakta (Fact-based decision making)
Untuk mengetahui sejauh mana kinerja suatu perusahaan, diperlukan data
untuk mengukurnya. TQM mewajibkan perusahaan tesebut untuk mengumpulkan dan
melakukan analisis data secara berkesinambungan agar keputusan ataupun
kebijakan yang diambil benar-benar akurat dan tepat sasaran. Dengan adanya
data, kita dapat menarik kesimpulan berdasarkan kejadian ataupun hasil
sebelumnya.
8.
Komunikasi
(Communications)
Dalam operasional sehari-hari, perusahaan pasti akan mengalami perubahan
baik perubahan dalam strategi, kebijakan, jadwal maupun metode pelaksanaan.
Perubahan tersebut perlu dikomunikasikan dengan baik kepada semua karyawan yang
bersangkutan. Komunikasi yang baik juga akan menimbulkan motivasi dan semangat
kerja dalam mencapai tujuan perusahaannya.
2) SIX-SIGMA
Six Sigma merupakan salah satu konsep atau metode untuk membangun
keunggulan dalam persaingan melalui peningkatan proses bisnis dengan mengurangi
atau menghilangkan penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada. Konsep Six
Sigma diperkenalkan oleh Mikel Harry dan Richaed Shroeder dalam bukunya yang
berjudul Six Sigma The Breakthrough
Management Strategy Revolution The World’s Top Corporation.Menurut konsep
Six Sigma, kualitas adalah suatu bentuk usaha peningkatan nilai untuk pelanggan
maupun perusahaan di dalam seluruh aspek hubungan usaha. Antara konsep Six
Sigma dengan Total Quality Management (TQM) terdapat perbedaan yang mendasar,
yaitu pada Total Quality Management (TQM), fokusnya adalah peningkatan
operasional individual pada proses yang tidak berhubungan. Sedangkan pada Six
Sigma peningkatan terjadi pada seluruh operasional proses bisnis. Tujuan dari
Six Sigma tidak hanya mencapai level Sigma tertentu saja tetapi lebih pada
peningkatan kemampuan perusahaan. Six Sigma akan berupaya untuk memperhatikan
kesesuaian antara kinerja produk atau jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan
pelanggan.
METODOLOGI SIX SIGMA
Untuk melakukan peningkatan terus menerus menuju target Six
Sigma dibutuhkan suatu pendekatan yang sistematis, berdasarkan ilmu
pengetahuan dan fakta (systematic, scientific and fact based) dengan
menggunakan peralatan, pelatihan dan pengukuran sehingga ekspektasi dan
kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi (Simon, 2005). Saat ini terdapat dua
pendekatan yang biasa digunakan dalam Six Sigma, yaitu:
1. DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve
and Control)
Metodologi DMAIC digunakan saat
sudah terdapat produk atau proses di perusahaan, namun belum dapat mencapai
spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan.
a.
Define, menentukan tujuan proyek dan ekspektasi
pelanggan.
b.
Measure, mengukur proses untuk dapat
menentukan kinerja sekarang atau sebelum mengalami perbaikan
c.
Analyze, menganalisa dan menentukan akar
permasalahan dari suatu cacat atau kegagalan.
d.
Improve, memperbaiki proses menghilangkan atau
mengurangi jumlah cacat atauu kegagalan.
e.
Control, mengawasi kinerja proses yang akan
datang setelah mengalamai perbaikan.
2. DMADV (Define, Measure, Analyze, Design and
Verify)
Metodologi DMADV dapat digunakan
pada tempat / perusahaan yang belum terdapat produk maupun proses atau pada
perusahaan yang sudah memiliki produk maupun proses dan sudah dilakukan
optimisasi (menggunakan DMAIC ataupun metode yang lain) namun tetap
saja tidak bisa mencapai level spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan
pelanggan atau sigmalevel.
a.
Define, menentukan tujuan proyek
b.
Measure, mengukur dan memutuskan spesifikasi
dan kebutuhan pelanggan
c.
Analyze, menganalisa beberapa proses
pilihan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
d.
Design, merancang proses secara terperinci
yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan
e.
Verify, menguji kemampuan dan kekuatan
hasil rancangan agar sesuai dengan kebutuhan pelangga
METODOLOGI
PENELITIAN
Dari ketiga jurnal tersebut menggunakan Kuesioner yang
disebar di tempat yang sudah menjadi tempat penelitian dengan jumlah responden
sesuai kebutuhan peneliti, kemudian hasil kuesioner tersebut akan diolah
menggunakan aplikasi IBM SPSS dan AMOS kemudian output tersebut
dienterpretasikan dan dapat ditarik hasil serta kesimpulannya. Berikut
penjelasannya :
1) Implementation of Self Assessment Evaluation
for Total Quality Management: A Case Study of Retail Sectors in Thailand
Penelitian
melibatkan 5 modern dan 100 tradisional retail (50 toko yang maju dan 50 toko
dalam pengembangan) di Thailand yang dipilih sebagai sampel untuk pra-evaluasi
dari Self Assessment berdasarkan kriteria yang disiapkan peneliti sebagai
berikut :
Major criteria
|
Score
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1. Leadership
and clustering
1.1
Leadership and clustering
1.2
Friendly environments and corporate social
responsibility
|
|
|
|
|
|
2. Strategic policy
2.1
Development of strategic policy for competitive efficiency
2.2
Implementation of strategic policy
|
|
|
|
|
|
3.
Customer and marketing
3.1
Customer servicing and countermeasure for complaint
3.2
Customer relationship and
satisfaction
|
|
|
|
|
|
4. Information system
and analysis
4.1
Data collection, evaluation and analysis
4.2
Implementation of information system management
|
|
|
|
|
|
5. Human resource
5.1
Education, training and
development concerning quality
5.2
Happiness, motivation and award system
5.3
Unique and innovative strategy concerning utilization of human resource as organization culture
|
|
|
|
|
|
6. Business management and supply chain
6.1
Develop and design
of novel product process and servicing
6.2
Measurement, standardization and
utilize information system
6.3
Innovative approach to quality assurance of product and servicing
|
|
|
|
|
|
7. Logistic management
7.1
Unique logistic process and management
7.2
Management of retail shop in interior and overall performances
|
|
|
|
|
|
8. Safety, health/sanitation
and environment
8.1
Management of health/sanitation and environment
8.2
Safety risk assessment and fire warning system
|
|
|
|
|
|
9. Business results
9.1
Customer satisfaction results
9.2
Cash flow and marketing results
9.3
Human resource and management results
9.4
Competitive efficiency results
|
|
|
|
|
|
1 = Strongly
weakness; 2 = Weakness; 3 = Neither
weakness nor competitiveness; 4 = Competiveness; 5 = Strongly
competitiveness
2) Implementation of total quality management
in hospitals, Kingdom of Saudi Arabia
Penelitian
menggunakan kuesioner yang di berikan kepada 332 perawat yang berasal bidang
pemerintahan, militer, univertas dan lembaga kursus. Data yang diperoleh diola
menggunakan SPSS kemudian data dianalisis, dienterpretasikan kemudian dapat
diperoleh hasil dan kesimpulan penelitian.
HASIL PENELITIAN
1. Implementation of Self Assessment
Evaluation for Total Quality Management: A Case Study of Retail Sectors in
Thailand
Hasil dari self
evaluation di pasar modern, tradisional yang maju dan retail yang sedang dalam
perkembangan dibandingkan melalui kriteria yang ditetapkan. Proses adopsi an
validasi dari Self Assessment adalah proses yag sangat penting yang menjadi
aturan tetap dalam merealisasikan perbaikan secara berkelanjutan di berbagai
sektor. Secara keseluruhan, perbaikan secara berkelanjutan, terobosan, dan
standarisasi bermanfaat di awal penerapan TQM. Self-Assessment evaluation, on
the job trainig, implementasi dan standarisasi merupakan tugas penting dan
metode yang efektif dalam menigkatkan daya saing dari tradisional retail di
Thailand.
2. Implementation of total quality management
in hospitals, Kingdom of Saudi Arabia
Dari
hasil pengolahan data, diperoleh hasil penyebaran kuesioner terhadap 332
perawat dari berbagai sektor seperti pemerintahan, militar, universitas dan
lembaga kursus menunjukan bahwa sebanyak 70% varians penerapan TQM bisa dicapai
dengan mengikuti kaidah TQM secara utuh. Kaidah atau prinsip tersebut yaitu continues improvement, teamwork, training,
top management commitment, and customer focus. Continues Improvement
merupakan faktor yang paling signifikan menunjukan hasil dalam penerapan TQM
dalam industri Rumah Sakit di Arab Saudi. Jadi, dalam industri kesehatan atau
Rumah Sakit, dimana usaha yang dilakukan fokus membangun pondasi yang dapat
menginspeksi dan menjaga kualitas pada pelayanan terbaik dalam pelayanan
kesehatan.
KESIMPULAN
Pengadopsian
dan penerapan TQM dan Lean Manufacturing menjadi dua isu penting yang saling
berkaitan satu sama lain. Ketika perusahaan
fokus pada perubahan pasar kaitannya dengan keinginan, kebutuhan dan
permintaan konsumen, maka perusahaan berusaha untuk merespon hal tersebut
dengan memproduksi produk dengan biaya produksi yang rendah dan menghilangkan
aktivitas yang tidak bernilai tambah. Sehingga
mampu mengasilkan ,produk dengan kualitas tinggi dengan biaya rendah.
Dalam hal ini, Lean Manufacturing
memiliki peran penting dalam proses produksi. Namun, isu lain yang menjadi
perhatian ketika Lean Manufacturing bisa
diterpakan, bagaimana perusahaan mampu mengkombinasi dengan manajemen kualitas
yang baik sehingga perusahaan mampu bertahan dan maju dalam persaingan bisnis.
Dalam hal ini TQM menjadi pelengkap dari Lean Manufacturing yang telah
diadopsi. Jadi, TQM dan Lean Manufacturing bukan metode atau sistem yang
berjalan sendiri, namun keduanya saling melengkapi dan menjadi senjata dalam
menghadapi persaingan bisnis sehingga bisnis menjadi efektif dan efisien.