Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 April 2021

Konsep blue economic sebagai konsep ekonomi di masa depan


Source: Google Image

Ekonomi Biru (blue economic) adalah konsep yang muncul yang mendorong pengelolaan yang lebih baik dari laut atau sumber daya 'biru' kita. Ini mendasari pemikiran di balik Piagam Biru Persemakmuran, menyoroti, khususnya, hubungan erat antara laut, perubahan iklim, dan kesejahteraan rakyat Persemakmuran. Pada intinya, ini menegaskan kembali nilai-nilai Persemakmuran, termasuk kesetaraan dan partisipasi publik dalam pengambilan keputusan kelautan dan pesisir. Ini mendukung semua Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa, terutama SDG14 kehidupan di bawah air, dan mengakui bahwa ini akan membutuhkan tindakan yang ambisius dan terkoordinasi untuk mengelola secara berkelanjutan, melindungi dan melestarikan lautan kita sekarang, demi generasi sekarang dan masa depan.

Ekonomi biru (blue economic) lebih dari sekadar memandang ekonomi laut semata-mata sebagai mekanisme pertumbuhan ekonomi. Dalam model business-as-usual, negara-negara industri skala besar telah melihat perkembangan ekonomi laut mereka melalui eksploitasi sumber daya maritim dan kelautan - misalnya melalui perkapalan, penangkapan ikan komersial, dan minyak, gas, mineral, dan pertambangan. Industri seringkali tanpa melihat dampak aktivitas mereka terhadap kesehatan atau produktivitas masa depan dari sumber daya yang sama.

Negara kepulauan kecil, relatif terhadap daratan mereka, memiliki sumber daya laut yang luas yang mereka miliki - menghadirkan peluang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka dan mengatasi pengangguran, ketahanan pangan, dan kemiskinan. Mereka juga mengalami kerugian terbesar dari degradasi sumber daya laut.

Mirip dengan Green Economic, model ekonomi biru (blue economic) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi secara signifikan. Ini memberikan model inklusif di mana negara-negara pesisir yang terkadang tidak memiliki kapasitas untuk mengelola sumber daya laut mereka yang kaya dapat mulai memperluas manfaat sumber daya tersebut untuk semua. Mewujudkan potensi penuh ekonomi biru berarti melibatkan dan berpartisipasi dari semua kelompok dan sektor sosial yang terkena dampak.

Ekonomi biru (blue economic) bukan hanya tentang peluang pasar; ia juga menyediakan perlindungan dan pengembangan sumber daya blue yang lebih tidak berwujud seperti cara hidup tradisional, penyerapan karbon, dan ketahanan pesisir untuk membantu negara-negara yang rentan mengurangi dampak perubahan iklim yang seringkali merusak.

Sekretaris Jenderal Patricia Skotlandia: “Piagam Biru akan membantu negara-negara mengembangkan pendekatan terpadu untuk membangun ekonomi biru, yang mempertimbangkan nilai dari sektor-sektor yang sering diabaikan seperti penangkapan ikan artisanal serta peran perempuan dan kaum muda”

Fakta singkat:

  1. Ekonomi kelautan dunia bernilai sekitar US $ 1,5 triliun per tahun.
  2. Delapan puluh persen perdagangan global berdasarkan volume dilakukan melalui laut.
  3. 350 juta pekerjaan di seluruh dunia terkait dengan perikanan.
  4. Pada tahun 2025 diperkirakan 34% produksi minyak mentah akan berasal dari lapangan lepas pantai.
  5. Akuakultur adalah sektor makanan dengan pertumbuhan tercepat dan menyediakan sekitar 50% ikan untuk konsumsi manusia.

Source:
Original article at https://thecommonwealth.org/blue-economy

mind mapping hasil kongres VII sampai dengan XI bahasa Indonesia FULL IMAGE FREE

 

Source: Google Image

Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres VII s. d. XI dengan menggunakan peta konsep (mind mapping).

Haiiiiiiiii readers, aku tahu kalian pasti mahasiswa/i yang berasal dari hemmmmmm UT kan!!!. Yes udah aku buatin neh mind-mapping terbaru akumulasi dari kongres ke 7 sampai 11.


Source: Made by Admin

Untuk kalian yang mau gambar secara gratis silahkan akses dan download secara gratis di bawah ini!

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇


👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆

Selamat mencoba, jangan lupa bagikan informasi ini kepada temanmu !



Apa itu TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)? Ini yang kamu harus tau!


Source: Google Image

LATAR BELAKANG
Dewasa ini banyak perusahaan diseluruh dunia berlomba-loba dalam hal penelitian dan pengembangan (research & Development) berkaitan dengan produk yang bernilai tambah terhadap konsumennya. Hal ini mutlak dilakukan karena, tuntutan persaingan dan keadaan ekonomi dunia yang mengharuskan mereka harus meningkatkan kualitas dan produktivitas agar bisa bertahan dan tumbuh dalam industri yang dijalani. Isu utama berkaitan dengan pengendalian biaya, memepertahankan tingkat produktivitas tinggi, menanggapi perubahan kebutuhan dan ekspektasi konsumen dan perbaikan kualitas yang berkelanjutan. Dalam hal ini Total Quality Management (TQM), Six-Sigma, ISO 9000 menjadi metode yang banyak digunakan. Melalui metode dalam TQM, perusahaan dapat menentukan strategi jangka panjang berkaitan dengan perbaikan yang berkelanjutan pada sektor yang menjadi kelemahan perusahaan. Beberapa metode yang digunakan seperti Leadership, Customer Focus, dll. Kemudian dikombinasi untuk memperoleh strategi terbaik sesuai dengan bentuk dan kebutuhan perusahaan. Berdasarkan pada ketiga jurnal yang menjadi referensi, dijelaskan bahwa baik dalam industri otomotif di India, kesehatan di Arab Saudi, dan retailing di Thailand peran TQM sangat penting berkaitan dengan bagaimana produk dapat memberikan outcome yang maksimal bagi konsumen, penigkatan kualitas dan perbaikan kinerja perusahaan. Dalam hal ini membuktikan bahwa TQM menjadi mutlak digunakan bagi pelaku bisnis di berbagai sektor dalam meningkatkan bukan hanya produktivitas dan jmlah konsumen tapi bagaimana produk tersebut bernilai tambah sekaligus dengan biaya produksi yang rendah.

TQM THEORY
1)      TQM
Total Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem  manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan semua level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara terus-menerus). TQM ini menggunakan strategi, data dan komunikasi yang efektif untuk meng-integrasikan kedisplinan kualitas ke dalam budaya dan kegiatan-kegiatan perusahaan. Singkatnya, TQM adalah pendekatan manajemen untuk mencapai keberhasilan jangka panjang melalui Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction). Dalam TQM semua anggota  organisasi atau karyawan perusahaan harus berpartisipasi aktif dalam melakukan peningkatan proses, produk, layanan serta budaya dimana mereka bekerja sehingga menghasilkan kualitas terbaik dalam Produk dan Layanan yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan kepuasan pelanggan.
8 Elemen Pokok TQM (Total Quality Management)
Terdapat 8 Elemen Pokok dalam Sistem Manajemen TQM (Total Quality Management). Kedelapan elemen pokok tersebut diantaranya adalah:
1.      Fokus pada Pelanggan (Customer Focussed)
Pelanggan merupakan pihak yang menentukan apakah kualitas produk maupun jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut memenuhi kebutuhan atau tingkatan kualitas yang diinginkannya. Apapun yang dilakukan oleh sebuah organisasi/perusahaan seperti pelatihan karyawan, perbaikan proses, penggunaan mesin canggih ataupun adopsi teknologi terbaru yang pada akhirnya Pelangganlah yang menentukan apakah upaya-upaya yang dilakukan tersebut bermanfaat atau tidak.
2.      Keterlibatan Karyawan secara keseluruhan (Total Employee Involvement)
Karyawan merupakan sumber daya perusahaan yang penting dalam mencapai tujuan yang direncanakannya. Oleh karena itu, keterlibatan karyawan secara keseluruhan dapat mendukung perusahaan dalam melakukan peningkatan proses dan kualitas yang berkesinambungan yang kemudian menghasilkan produk dan layanan yang terbaik untuk pelanggannya. Dalam pemberdayaan karyawan, diperlukan pelatihan dan peningkatan terhadap keterampilan karyawan dalam mengerjakan tugasnya.
3.      Pemusatan perhatian pada Proses (Process-centered)
Perhatian pada peningkatan proses merupakan pondasi dasar dalam sistem manajemen TQM. Proses merupakan serangkaian langkah-langkah yang dimulai dari penerimaan INPUT dari supplier (internal maupun eksternal) dan meng-transformasi-nya menjadi OUTPUT yang akan dikirimkan ke pelanggan (internal maupun Eksternal).
4.      Sistem yang Terintegrasi (Integrated System)
Meskipun terdapat banyak keahlian dan ruang lingkup kerja dalam suatu perusahaan yang membentuk departementalisasi secara vertikal maupun horizontal. Semuanya memerlukan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik agar visi, misi, strategi, kebijakan, tujuan dan  sasaran perusahaan dapat dikomunikasikan dengan baik dan jelas kepada semua karyawan.
5.      Pendekatan Strategi dan Sistematik (Strategy and Systematic Approach)
Salah satu bagian yang penting dalam Manajemen Kualitas adalah pendekatan Strategi dan Sistematik dalam mencapai Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan. Proses tersebut biasanya disebut dengan Perencanan Strategi ataupun Manajemen Strategi yang melakukan perumusan dan perencanaan strategi dalam mengintegrasikan konsep kualitas ke dalam Strategi Perusahaan secara keseluruhan.
6.      Peningkatan yang berkesinambungan (Continual Improvement)
Peningkatan yang berkesinambungan mendorong perusahaan untuk melakukan analisis dan menciptakan cara-cara yang lebih bersaing dan efektif dalam mencapai tujuan perusahaan dan memenuhi harapan semua pihak yang berkepentingan.
7.      Keputusan berdasarkan Fakta (Fact-based decision making)
Untuk mengetahui sejauh mana kinerja suatu perusahaan, diperlukan data untuk mengukurnya. TQM mewajibkan perusahaan tesebut untuk mengumpulkan dan melakukan analisis data secara berkesinambungan agar keputusan ataupun kebijakan yang diambil benar-benar akurat dan tepat sasaran. Dengan adanya data, kita dapat menarik kesimpulan berdasarkan kejadian ataupun hasil sebelumnya.
8.      Komunikasi (Communications)
Dalam operasional sehari-hari, perusahaan pasti akan mengalami perubahan baik perubahan dalam strategi, kebijakan, jadwal maupun metode pelaksanaan. Perubahan tersebut perlu dikomunikasikan dengan baik kepada semua karyawan yang bersangkutan. Komunikasi yang baik juga akan menimbulkan motivasi dan semangat kerja dalam mencapai tujuan perusahaannya.
2)      SIX-SIGMA
Six Sigma merupakan salah satu konsep atau metode untuk membangun keunggulan dalam persaingan melalui peningkatan proses bisnis dengan mengurangi atau menghilangkan penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada. Konsep Six Sigma diperkenalkan oleh Mikel Harry dan Richaed Shroeder dalam bukunya yang berjudul Six Sigma The Breakthrough Management Strategy Revolution The World’s Top Corporation.Menurut konsep Six Sigma, kualitas adalah suatu bentuk usaha peningkatan nilai untuk pelanggan maupun perusahaan di dalam seluruh aspek hubungan usaha. Antara konsep Six Sigma dengan Total Quality Management (TQM) terdapat perbedaan yang mendasar, yaitu pada Total Quality Management (TQM), fokusnya adalah peningkatan operasional individual pada proses yang tidak berhubungan. Sedangkan pada Six Sigma peningkatan terjadi pada seluruh operasional proses bisnis. Tujuan dari Six Sigma tidak hanya mencapai level Sigma tertentu saja tetapi lebih pada peningkatan kemampuan perusahaan. Six Sigma akan berupaya untuk memperhatikan kesesuaian antara kinerja produk atau jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan pelanggan.
METODOLOGI SIX SIGMA
Untuk melakukan peningkatan terus menerus menuju target Six Sigma dibutuhkan suatu pendekatan yang sistematis, berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta (systematic, scientific and fact based) dengan menggunakan peralatan, pelatihan dan pengukuran sehingga ekspektasi dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi (Simon, 2005). Saat ini terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan dalam Six Sigma, yaitu:
1.      DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control)
Metodologi DMAIC digunakan saat sudah terdapat produk atau proses di perusahaan, namun belum dapat mencapai spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan.
a.       Define, menentukan tujuan proyek dan ekspektasi pelanggan.
b.      Measure, mengukur proses untuk dapat menentukan kinerja sekarang atau sebelum mengalami perbaikan
c.       Analyze, menganalisa dan menentukan akar permasalahan dari suatu cacat atau kegagalan.
d.      Improve, memperbaiki proses menghilangkan atau mengurangi jumlah cacat atauu kegagalan.
e.       Control, mengawasi kinerja proses yang akan datang setelah mengalamai perbaikan.
2.      DMADV (Define, Measure, Analyze, Design and Verify)
Metodologi DMADV dapat digunakan pada tempat / perusahaan yang belum terdapat produk maupun proses atau pada perusahaan yang sudah memiliki produk maupun proses dan sudah dilakukan optimisasi (menggunakan DMAIC ataupun metode yang lain) namun tetap saja tidak bisa mencapai level spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan pelanggan atau sigmalevel.
a.       Define, menentukan tujuan proyek
b.      Measure, mengukur dan memutuskan spesifikasi dan kebutuhan pelanggan
c.       Analyze, menganalisa beberapa proses pilihan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
d.      Design, merancang proses secara terperinci yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan
e.       Verify, menguji kemampuan dan kekuatan hasil rancangan agar sesuai dengan kebutuhan pelangga
METODOLOGI PENELITIAN
Dari ketiga jurnal tersebut menggunakan Kuesioner yang disebar di tempat yang sudah menjadi tempat penelitian dengan jumlah responden sesuai kebutuhan peneliti, kemudian hasil kuesioner tersebut akan diolah menggunakan aplikasi IBM SPSS dan AMOS kemudian output tersebut dienterpretasikan dan dapat ditarik hasil serta kesimpulannya. Berikut penjelasannya :
1)      Implementation of Self Assessment Evaluation for Total Quality Management: A Case Study of Retail Sectors in Thailand
Penelitian melibatkan 5 modern dan 100 tradisional retail (50 toko yang maju dan 50 toko dalam pengembangan) di Thailand yang dipilih sebagai sampel untuk pra-evaluasi dari Self Assessment berdasarkan kriteria yang disiapkan peneliti sebagai berikut :
Major criteria
Score
1
2
3
4
5
1.  Leadership and clustering
1.1  Leadership and clustering
1.2  Friendly environments and corporate social responsibility





2.  Strategic policy
2.1  Development of strategic policy for competitive efficiency
2.2  Implementation of strategic policy





3.               Customer and marketing
3.1  Customer servicing and countermeasure for complaint
3.2  Customer relationship and satisfaction





4.  Information system and analysis
4.1  Data collection, evaluation and analysis
4.2  Implementation of information system management





5.  Human resource
5.1 Education, training and development concerning quality
5.2  Happiness, motivation and award system
5.3 Unique and innovative strategy concerning utilization of human resource as organization culture





6. Business management and supply chain
6.1  Develop and design of novel product process and servicing
6.2  Measurement, standardization and utilize information system
6.3  Innovative approach to quality assurance of product and servicing





7.  Logistic management
7.1  Unique logistic process and management
7.2  Management of retail shop in interior and overall performances





8.  Safety, health/sanitation and environment
8.1  Management of health/sanitation and environment
8.2  Safety risk assessment and fire warning system





9. Business results
9.1  Customer satisfaction results
9.2  Cash flow and marketing results
9.3  Human resource and management results
9.4  Competitive efficiency results





1 = Strongly weakness; 2 = Weakness; 3 = Neither weakness nor competitiveness; 4 = Competiveness; 5 = Strongly competitiveness
2)      Implementation of total quality management in hospitals, Kingdom of Saudi Arabia
Penelitian menggunakan kuesioner yang di berikan kepada 332 perawat yang berasal bidang pemerintahan, militer, univertas dan lembaga kursus. Data yang diperoleh diola menggunakan SPSS kemudian data dianalisis, dienterpretasikan kemudian dapat diperoleh hasil dan kesimpulan penelitian.
HASIL PENELITIAN
1.      Implementation of Self Assessment Evaluation for Total Quality Management: A Case Study of Retail Sectors in Thailand
Hasil dari self evaluation di pasar modern, tradisional yang maju dan retail yang sedang dalam perkembangan dibandingkan melalui kriteria yang ditetapkan. Proses adopsi an validasi dari Self Assessment adalah proses yag sangat penting yang menjadi aturan tetap dalam merealisasikan perbaikan secara berkelanjutan di berbagai sektor. Secara keseluruhan, perbaikan secara berkelanjutan, terobosan, dan standarisasi bermanfaat di awal penerapan TQM. Self-Assessment evaluation, on the job trainig, implementasi dan standarisasi merupakan tugas penting dan metode yang efektif dalam menigkatkan daya saing dari tradisional retail di Thailand.


2.      Implementation of total quality management in hospitals, Kingdom of Saudi Arabia
Dari hasil pengolahan data, diperoleh hasil penyebaran kuesioner terhadap 332 perawat dari berbagai sektor seperti pemerintahan, militar, universitas dan lembaga kursus menunjukan bahwa sebanyak 70% varians penerapan TQM bisa dicapai dengan mengikuti kaidah TQM secara utuh. Kaidah atau prinsip tersebut yaitu continues improvement, teamwork, training, top management commitment, and customer focus. Continues Improvement merupakan faktor yang paling signifikan menunjukan hasil dalam penerapan TQM dalam industri Rumah Sakit di Arab Saudi. Jadi, dalam industri kesehatan atau Rumah Sakit, dimana usaha yang dilakukan fokus membangun pondasi yang dapat menginspeksi dan menjaga kualitas pada pelayanan terbaik dalam pelayanan kesehatan.
KESIMPULAN
Pengadopsian dan penerapan TQM dan Lean Manufacturing menjadi dua isu penting yang saling berkaitan satu sama lain. Ketika perusahaan  fokus pada perubahan pasar kaitannya dengan keinginan, kebutuhan dan permintaan konsumen, maka perusahaan berusaha untuk merespon hal tersebut dengan memproduksi produk dengan biaya produksi yang rendah dan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Sehingga  mampu mengasilkan ,produk dengan kualitas tinggi dengan biaya rendah. Dalam  hal ini, Lean Manufacturing memiliki peran penting dalam proses produksi. Namun, isu lain yang menjadi perhatian  ketika Lean Manufacturing bisa diterpakan, bagaimana perusahaan mampu mengkombinasi dengan manajemen kualitas yang baik sehingga perusahaan mampu bertahan dan maju dalam persaingan bisnis. Dalam hal ini TQM menjadi pelengkap dari Lean Manufacturing yang telah diadopsi. Jadi, TQM dan Lean Manufacturing bukan metode atau sistem yang berjalan sendiri, namun keduanya saling melengkapi dan menjadi senjata dalam menghadapi persaingan bisnis sehingga bisnis menjadi efektif dan efisien.


Ebook Organizational Behavior oleh Robbins & Judge 15th Edition FULL PDF FREE


Source: Google Image

Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ..... Halooo Good Reader ! kali ini saya membahas tentang Organizational Behavior sekaligus sharing e-book kece nya......

nah apa itu Perilaku Organisasi ???? menurut Robbin SPPengertian Perilaku Organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku di dalam organisasi dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. 

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).[1]

Menurut NimramPengertian Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku manusia di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang didapat untuk meningkatkan efektifitas organisasi.

Pengertian Perilaku Organisasi menurut Gitosudarmo adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari interaksi manusia dalam organisasi meliputi studi yang sistematis mengenai perilaku, struktur dan proses di dalam organisasi.

nah bingung mana yang bener ??? semua bener kok Good Reader..... so, e-book diatas adalah salah satu referensi terbaik untuk mempelajari Organizational Behavior yang benar karangan Stephen P. Robbins & Timothy Judge. jangan panjang lebar langsung saja download ikutin tautan berikut.

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇


👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆
BAGI KALIAN YANG MENCARI EDISI KE 17, SILAHKAN KUNJUNGI LINK DI BAWAH INI
Reference :
  1. http://www-fp.pearsonhighered.com/assets/hip/images/bigcovers/0132834871.jpg
  2. http://www.businessstudynotes.com/wp-content/uploads/2015/09/Organizational-Behavior-Goals.jpg
  3. https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_organisasi
  4. http://www.informasiahli.com/2015/08/pengertian-perilaku-organisasi-dan.html
Terima kasih atas kunjungannya, jangan lupa semngat belajar !

Bisnis Internasional Assessing - Analysis Market and Entry Mode


Source: Google Image

Analisis Pasar Asing
1.      Menilai pasar alternatif
2.      Mengevaluasi biaya masing-masing, manfaat, dan risiko memasuki masing-masing
3.      Pilih mereka yang terus paling potensial untuk masuk atau ekspansi
  1. Faktor-faktor dalam Menilai Peluang Pasar Baru
  1. Produk-pasar dimensi
  2. Produk utama pasar-perbedaan
  3. Struktural karakteristik pasar produk nasional
  4. Analisis pesaing
  5. Potensi target pasar
  6. Relevan tren
  7. Penjelasan perubahan
  8. Sukses faktor
  9. Pilihan Strategis
  10. Mengekspor
Keuntungan
Keuangan relatif rendah eksposur
Izin masuk bertahap pasar
Memperoleh pengetahuan tentang pasar lokal
Hindari pembatasan investasi asing
Kekurangan
Kerentanan terhadap tarif dan hambatan nontarif
Logistik kompleksitas
Potensi konflik dengan distributor
Motivasi untuk Mengekspor
  1. Motivasi Proaktif: menarik perusahaan ke pasar luar negeri sebagai akibat dari peluang yang tersedia di sana
  2. Motivasi reaktif: mendorong perusahaan ke pasar luar negeri karena kesempatan menurun di pasar domestik
Bentuk Mengekspor
  1. Tidak langsung mengekspor
  2. Langsung mengekspor
  3. Intracorporate transfer
  4. Perizinan
Keuntungan
  1. Rendah risiko finansial
  2. Murah cara untuk menilai potensi pasar
  3. Hindari tarif, NTB, pembatasan investasi asing
  4. Lisensi menyediakan pengetahuan tentang pasar lokal
Kekurangan
  1. Terbatas peluang pasar / laba
  2. Ketergantungan pada lisensi
  3. Potensi konflik dengan lisensi
  4. Kemungkinan pesaing menciptakan masa depan
Waralaba
Keuntungan
  1. Rendah risiko finansial
  2. Murah cara untuk menilai potensi pasar
  3. Hindari tarif, NTB, pembatasan investasi asing
  4. Menjaga kontrol yang lebih dibandingkan dengan lisensi
  5. Franchisee memberikan pengetahuan pasar lokal
Kekurangan
  1. Terbatas peluang pasar / laba
  2. Ketergantungan pada franchisee
  3. Potensi konflik dengan waralaba
  4. Kemungkinan pesaing menciptakan masa depan
  5. Khusus Masuk Mode
  6. Kontrak Manufaktur
  7. Kontrak Manajemen
Kontrak Manufaktur
Keuntungan
  1. Rendah risiko finansial
  2. Meminimalkan sumber daya dikhususkan untuk manufaktur
  3. Memfokuskan sumber daya perusahaan pada unsur-unsur lain dari rantai nilai
Kekurangan
  1. Mengurangi kontrol (dapat mempengaruhi kualitas, pengiriman jadwal, dll)
  2. Mengurangi potensi belajar
  3. Potensi masalah PR
Kontrak Manajemen
Keuntungan
  1. Memfokuskan sumber daya perusahaan di daerah atas kontrak
  2. Minimal keuangan eksposur
Kekurangan
  1. Potensi kembali dibatasi oleh keahlian kontrak
  2. Tidak sengaja dapat mentransfer pengetahuan eksklusif dan teknik untuk contractee
Turnkey Proyek
Keuntungan
  1. Memfokuskan sumber daya perusahaan pada bidang keahliannya
  2. Hindari semua risiko jangka panjang operasional
Kekurangan
  1. Risiko finansial
  2. Biaya overruns
  3. Konstruksi risiko
  4. Penundaan
  5. Masalah dengan pemasok

A.    ENTRY MODE
Tahapan-Tahapan Dalam Memasuki Bisnis Internasional. Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut:
1.      Ekspor Insidentil.
2.      Ekspor Aktif
3.      Penjualan Lisensi
4.      Franchising
5.      Pemasaran diluar Negeri
6.      Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
Penjelasan
1.      EKSPOR INSIDENTIL (INCIDENTAL EXPORT)
Dalam rangka untuk masuk kedalam dunia bisnis internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil.
2.      EKSPOR AKTIF (ACTIVE EXPORT)
Tahap ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu
3.      PENJUALAN LISENSI (LICENSING)
Tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima
4.      FRANCHISING
Tahap berikutnya mrupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan disuatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangannya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya.
Kelebihan :
a.       Manajemen sistem yang sudah teruji.
b.      Memiliki nama yang sudah terkenal dan populer
c.       Performance Record yang sudah mapan untuk alat penilaian.
Kekurangan :
a.       Biaya tinggi untuk mendapatkan Franchise.
b.      Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Franchitor.
c.       Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari bentuk Franchise lain.
5.      PEMASARAN DI LUAR NEGERI
Bentuk ini memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) haruslah betul-betul secara aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu dinegara asing (Home Country).
6.      PRODUKSI DAN PEMASARAN DI LUAR NEGERI (TOTAL INTERNASIONAL BUSINNES)
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional yaitu tahap “ produksi dan pemasaran luar negeri “ Tahap ini juga disebut sebagai “ Total Internaional Business” Bentuk inilah yang menimbulkan MNC atau Multy National Corporation yaitu perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing itu lengkap dengan segala modalnya lalu melakukan prosese produksi di Negeri itu, kemudian menjual hasil produksinya itu di Negeri itu juga. Bentuk ini memiliki unsure positif bagi Negara sedang berkembang karena dalam bentuk ini Negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut yang pada umumnya Negara berkembang masih miskin dana untuk pembangunan bangsanya.
B.     HAMBATAN BISNIS INTERNASIONAL
1.      Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional
Pelaksanakan bisnis internasional memiliki hambatan yang jauh lebih besar ketimbang di pasar  domestik. Negara lain pasti punya kepentingan tersendiri untuk menghambat terlaksananya transaksi bisnis internasional. Selain itu kebiasaan atau budaya negara lain tentu saja akan berbeda dengan  negeri sendiri. Oleh karena itu, ada beberapa hambatan dalam memasuki bisnis internasional yaitu:
a.       Batasan Kuota Dan Tarif Bea Masuk
Batasan kuota dalam bisnis internasional adalah apabila ada suatu negara yang tidak memperbolehkan transfer barang dalam jumlah yang besar. Sementara tarif bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.
b.      Perbedaan Bahasa, Sosial Budaya/Cultural
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun tulis.  Pengaruh sosial budaya dalam bisnis internasional contohnya: Indonesia sebagai Negara berpenduduk mayoritas Islam, pasti menolak kehadiran Perusahaan Internasional yang menjual makanan haram,  semisal babi. Selain itu dalam hal busana, Perusahaan fashion tidak akan memasarkan produk bikini dan pakaian terbuka lainnya karena tidak cocok dengan kultur masyarakat Indonesia yang berpakaian sopan dengan cirri khas busana yang tertutup.
c.       Kondisi Politik Dan Hukum/Perundang-Undangan:
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis antar kedua Negara tersebut. Ketentuan hukum ataupun perundang-undangan yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis  internasional. Contoh: Saat demokrasi terpimpin, Indonesia cenderung berpihak pada blok timur,  sehingga kedekatan Indonesia dengan Cina dan Rusia menyebabkan renggangnya hubungan Indonesia dengan negara blok barat dalam berbagai hal termasuk perdagangan barang ke dan dari negara blok barat.
d.      Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah operasional, antara lain :
-          Transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain. Keadaan ombak besar yang mengganggu perjalanan kapal laut ataupun kondisi cuaca yang mempengaruhi lalu lintas pengiriman barang melalui udara adalah salah satu contoh masalah transportasi  penghambat kegiatan pengiriman barang sementara waktu. Keadaan dapat lebih gawat apabila barang yang dikirim adalah barang yang cepat berada dalam kondisi tidak layak semisal ikan.  Waktu pengiriman barang yang tidak sesuai terkadang membuat Negara yang dituju langsung meng-cancel pembelian tersebut.
-          Peraturan atau kebijakan Negara lain, dalam bentuk proteksi yaitu: usaha melindungi industri-industri di dalam negeri agar tidak disaingi oleh industri-industri dari luar negeri yang masuk ke dalam negara tersebut. Contohnya: ada proteksi atas barang-barang Cina yang berupa industri alat-alat tulis untuk tidak masuk ke dalam pasar Indonesia, sehingga Perusahaan alat-alat tulis buatan Indonesia dapat lebih laris di pasar lokal, selain itu pemerintah biasanya memberi pinjaman untuk pengembangan usaha kepada  perusahaan tersebut sehingga suatu saat dapat bersaing di pasar internasional.
-          Perbedaan tingkat upah
Dapat dicontohkan apabila ada perusahaan multinasional yang dalam perluasan usahanya ke suatu Negara, memberikan upah kepada karyawannya  terlalu kecil dikarenakan berbagai hal semisal kurs mata uang.
2.      Hambatan Perdagangan Internasional
Setiap negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antarnegara dapat berjalan dengan lancar. Namun, terkadang kegiatan perdagangan antarnegara juga mengalami beberapa hambatan.
Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan negara-negara yang
melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional.

a.       Perbedaan Mata Uang Antarnegara.
Perbedaan inilah yang dapat menghambat perdagangan antarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional.
b.      Kualitas Sumber Daya yang Rendah.
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional. Karena jika sumber daya manusia rendah,
maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik.Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.

c.       Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar.
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila
membayarnya dilakukan secara langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar.

Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer atau
menggunakan L/C.

d.      Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara.
Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.
e.       Terjadinya Perang.
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat
f.        Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional.
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi. Tujuan organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara anggotanya.

Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negaranegara anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.